BEKASI, KOMPAS.com - Tumpukan sampah yang menutupi aliran Kali Bahagia atau Kali Busa hingga Kelurahan Babelan Kota, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi berimbas pada hasil sawah warga sekitar kali.
Aliran Kali Bahagia memang jadi satu-satunya sumber pengairan bagi sawah warga, terutama di musim kemarau saat ini.
"Kalau airnya limbah rumah tangga jadinya jelek. Bau sabun, terus dia panas ke padinya," ujar Supriyadi, seorang warga yang tinggal di lahan antara aliran Kali Bahagia dengan sawah, Selasa (30/7/2019).
Secara umum, Supriyadi menyebut bahwa kualitas air Kali Bahagia yang digunakan untuk mengairi sawahnya tak banyak berpengaruh terhadap rasa beras nantinya. Akan tetapi, secara tak langsung, air Kali Bahagia yang tercemar membuat produktivitas sawah berkurang.
"Kalau lagi bagus bisa 7 ton, terakhir cuma 4-5 ton satu hektar. Soalnya kalau airnya jelek, dia banyak hama," kata Supriyadi.
"Padinya pas dipanen jadi enggak semuanya isi, ada yang kopong," ia menambahkan.
Itu keadaan di musim kemarau. Sedangkan pada musim hujan, para petani malah bisa gagal panen. Sebab, tutupan sampah yang membendung aliran Kali Bahagia bakal membuat air mudal ke sawah warga dan merendam tanaman padi.
"Kalau banjir, padinya pada rebah, jadi bontok. Enggak putih lagi berasnya," kata Sumaryati, salah seorang petani lain.
Sepanjang 1,5 hingga 2 kilometer tutupan sampah yang memenuhi Kali Bahagia diperkirakan mencapai bobot 400 ton lebih. Warga setempat menyebut, tutupan sampah baru pada tahun ini begitu parah. Sampah ini terbawa hingga utara ke Kabupaten Babelan Kota.
Akibat tutupan sampah ini, banjir, serangan nyamuk, dan sejumlah penyakit senantiasa menghantui warga sekitar. Pembersihan total sulit dilakukan sebab akses alat berat menuju Kali Bahagia terhalau 204 bangunan liar yang berdiri di bantaran kali.
Aliran Kali Bahagia memang jadi satu-satunya sumber pengairan bagi sawah warga, terutama di musim kemarau saat ini.
"Kalau airnya limbah rumah tangga jadinya jelek. Bau sabun, terus dia panas ke padinya," ujar Supriyadi, seorang warga yang tinggal di lahan antara aliran Kali Bahagia dengan sawah, Selasa (30/7/2019).
Secara umum, Supriyadi menyebut bahwa kualitas air Kali Bahagia yang digunakan untuk mengairi sawahnya tak banyak berpengaruh terhadap rasa beras nantinya. Akan tetapi, secara tak langsung, air Kali Bahagia yang tercemar membuat produktivitas sawah berkurang.
"Kalau lagi bagus bisa 7 ton, terakhir cuma 4-5 ton satu hektar. Soalnya kalau airnya jelek, dia banyak hama," kata Supriyadi.
"Padinya pas dipanen jadi enggak semuanya isi, ada yang kopong," ia menambahkan.
Itu keadaan di musim kemarau. Sedangkan pada musim hujan, para petani malah bisa gagal panen. Sebab, tutupan sampah yang membendung aliran Kali Bahagia bakal membuat air mudal ke sawah warga dan merendam tanaman padi.
"Kalau banjir, padinya pada rebah, jadi bontok. Enggak putih lagi berasnya," kata Sumaryati, salah seorang petani lain.
Sepanjang 1,5 hingga 2 kilometer tutupan sampah yang memenuhi Kali Bahagia diperkirakan mencapai bobot 400 ton lebih. Warga setempat menyebut, tutupan sampah baru pada tahun ini begitu parah. Sampah ini terbawa hingga utara ke Kabupaten Babelan Kota.
Akibat tutupan sampah ini, banjir, serangan nyamuk, dan sejumlah penyakit senantiasa menghantui warga sekitar. Pembersihan total sulit dilakukan sebab akses alat berat menuju Kali Bahagia terhalau 204 bangunan liar yang berdiri di bantaran kali.
Cemaran Kali Bahagia Mengalir ke Sawah, Produksi Beras Warga Menyusut | |
1 Likes | 1 Dislikes |
132 views views | 104K followers |
News & Politics | Upload TimePublished on 30 Jul 2019 |
Không có nhận xét nào:
Đăng nhận xét